Nora, Gadis Kecil di Tengah Tumpukan Sampah


Tumpukan sampah yang menggunung menjadi sahabat paling setia Nora, gadis yang sudah empat tahun menjadi pemulung. Yah, hanya tumpukan sampah itulah yang mau menolong dia untuk biaya sekolah.



KARNOTO-KOTA SERANG

Usai sekolah , gadis yang memiliki nama lengkap Nora Nurhidayati ini harus bergulat dengan tumpukan sampah yang didatangkan dari pasar dan perumahan di sekitar Kota Serang, Provinsi Banten. Bau busuk yang menyengat hidung seperti angin berlalu. Setiap hari selama kurang lebih lima jam, Nora harus bergumal dengan sampah.

Tak jarang ia sering terkena penyakit.Namun, Nora tetap menjalani aktivitas itu karena tidak memiliki pilihan lain. Orang tuanya hanya seorang buruh tani yang penghasilannya hanya Rp 10.000/hari. Sementara pemerintah yang semestinya bertanggung jawab terhadap nasib Nora, sepertinya menutup mata. Bahkan melirik pun sepertinya malu dan jiji karena badannya dipenuhi oleh kotoran sampah.

Padahal, makanan, kendaraan, pakaian, dan sejumlah perhiasan yang menempel ditubuh para pejabat adalah keringat dan kesabaran Nora yang tidak pernah mendoakan pemimpinya untuk diadzab. Meskipun ia bingung, kepada siapa ia mengadu. Nora hanyalah bagian kecil anak negeri ini yang tertindas dan terdzalimi oleh para pemimpin yang tidak pernah meringankan beban kaum dhuafa. Para pejabat tidak malu ketika melintas di depan rumahnya yang reot dan masih terbuat dari bilik. Padahal, dari balik kaca mobil yang sebetulnya aromanya lebih busuk daripada sampah-sampah yang melekat di ditubuh Nora. Sesungguhnya mereka mendengar jeritan dan rintihan dan derain air mata Nora dan sejumlah rekannya di desa tersebut.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS